23 Aug 2007

DIRGAHAYU REPUBLIK INDONESIA!

Pastikan saya, kamu, kita semua ada dalam barisan, membangun Indonesia mencapai kemerdekaan yang sesungguhnya



21 Aug 2007

Kru Semarang Pesona Asia


Baris bawah dari kiri: Saya, Mbak Lila, Mbak Desi, Mas andi, Mbak Widya, Mr. Rere
Baris atas dari kiri: Mas Junanto, Mrs. Perrine, Mbak Indri, Mas Ajar

This is it, the end of a journey. Thanks, and see you!



Jreng Jreng Jreng Jreng, Hadirin Semua, Inilah Semarang! (Part 2)

Plong sudah kekhawatiran kami atas acara pembukaan yang dikira bakal semrawut. For your information, undangan yang kami kirim formatnya sempet ditolak protokoler kepresidenan dan dinyatakan tidak berlaku! Konsekuensinya kita harus bikin baru. Lha edan wae, waktunya tinggal lima hari disuruh ngirim undangan ke pelosok Indonesia. Bayangan kami, bakal ada ribuan orang yang kecewa gagal masuk karena membawa undangan lama. Bisa rusuh, bung! Namun hal tersebut tidak terjadi. In late minutes, ada kebijakan yang memperbolehkan undangan lama dipakai. Huff...

Setelah semua tamu pulang, kami foto-foto dulu di panggung. Ada yang bareng Bu Harini dan Pak Kawi! Jarak saya sama Pak Kawi cuma sepanjang tangan orang dewasa. Kalo saya bawa pisau sudah saya tusuk, hehe ga ding, becanda. Saya sudah ikhlasin qo.

Kita kembali ke counter desk di Hotel Ciputra dengan senyum lebar. Disana Mbak Lila menyambut anak-anaknya dengan pelukan. Happy ending nih ye. Kerja keras kami selama dua setengah bulan terakhir lunas sudah. Tamu yang datang banyak, ga peduli kalau ternyata orang Semarang semua. Buat tim emergency yang dibentuk dadakan, hasil ini sudah maksimal. Andaikata persiapannya lebih panjang, pasti bakal lebih OK :)

Kalau pun ada yang saya sesalkan adalah rangkaian acara SPA lainnya yang ga booming. Sambutannya adem-adem aja. Turis juga ga banyak. Kurang promosi deh kayaknya. Masih jauh kalau mau saingan sama Singapura dengan Uniquely Singapore-nya atau Malaysia dengan Visit Malaysia 2007. Tapi gapapa. Kalau even ini bisa rutin, tiga-empat tahun ke depan Semarang bisa jadi alternatif destinasi wisata turis Asia. Semoga. Sampai jumpa di SPA 2008!

baca juga part 1

Jreng Jreng Jreng Jreng, Hadirin Semua, Inilah Semarang! (Part 1)


Tanggal 9 Agustus 2007, perhelatan akbar Semarang Pesona Asia dibuka. Ga tanggung-tanggung, yang meresmikan first man negeri ini alias Bapak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Saya lihat dengan mata kepala sendiri detik-detik kedatangan SBY. Dari arah Jl. Pahlawan satu mobil foraider melesat membuka jalan. Mobil foraider kedua muncul memperingatkan massa untuk tidak lagi menyeberang karena sebentar lagi mobil Presiden lewat. Sejurus kemudian Mercy hitam anti peluru berplat nomor RI 1 melintas di depan saya. Sejenak keadaan menjadi hening, SBY membuka kaca jendelanya dan melambaikan tangan kepada massa yang berkerumun. Charm SBY sebagai presiden benar-benar terasa. Saya melongo. Anjirr, Saya liat SBY langsung, Bung! Kereen!

SBY datang, acara dimulai. Paulus Surya Orkestra mengalunkan lagu-lagu nasional dengan sangat apik. Berturut-turut Pak Kawi, walikota Semarang yang ... ah sudahlah; Pak Mardiyanto Gubernur Jawa Tengah dan SBY memberikan sambutan. Blablablabla intinya acara ini baik dan patut ditiru daerah lain.

Baru setelah itu pentas musik dan tari digelar. Untuk kota sekelas Semarang yang ga ada namanya di dunia seni Indonesia, tari-tarian yang dibawakan terasa istimewa. Kombinasi gerak dan lagu dari berbagai negara Asia disajikan dengan megah, dipadu dengan lighting yang indah serta kostum yang ”serius”. Citarasanya berkelas. Poin lebih saya berikan buat Rampak Kenthong Banyumas dan Tari Seribu Tangan yang rancak dan mengundang decak kagum. Rampak Kenthong ini rencananya juga akan mengisi acara penurunan bendera di Istana Negara pada upacara HUT RI nanti.

Apresiasi juga patut diberikan kepada grup vokal Christopher Abimanyu. Mereka menyanyikan lagu-lagu kebangsaan macem Rayuan Pulau Kelapa n Indonesia Raya dengan suara yang woawoawoa, aduh apa sih namanya ga tau, yang kayak Il Divo pokoknya. Menggetarkan hati. Ternyata ada yang bisa nyanyi kayak gitu di Indonesia. Baru tau. Tapi katanya mereka terkenal lho. Apa saya yang kuper ya? You should watch it lah.

Jam 9 teng acara selesai. Mulai tepat waktu, selesai tepat waktu. Wow, ada apa gerangan orang-orang pada bisa disiplin? Lha mbok ya kayak gini tiap hari.

5 Aug 2007

Saya dan Semarang Pesona Asia (Closing)

Even tinggal 3 hari lagi. Saya tetap melaksanakan pekerjaan saya sebagaimana mestinya dan tetap mendoakan yang terbaik bagi kota kelahiran saya. Saya mau titip pesan buat walikota saya:

Pak Kawi, catet baik-baik, nama saya Raka Whisnu. Nomer KTP saya 33.7407.080686.0001. Kalau nanti Bapak maju di Pilgub Jateng Bapak dipastikan kehilangan satu suara dari saya. Saya akan menjadi orang pertama yang pasti tidak akan memilih Bapak.

Ada satu hikmah yang bisa saya ambil dari peristiwa ini. Ternyata berlaku seperti itu tidak mengundang simpati orang melainkan hujatan. Kalau saya jadi walikota nanti saya janji tidak akan mengulangi hal bodoh serupa. Kalau lupa nanti saya diingetin ya hehe..

baca juga foreword, part 1, part 2, part 3, part 4

Saya dan Semarang Pesona Asia (Part 4)

Man, ternyata bersikap mulia ga cukup untuk menjalani hidup. Dari kasak-kusuk yang saya dengar, saya dapat informasi bahwa Semarang Pesona Asia adalah kepentingan pribadi Pak Wali sebagai cara untuk mempromosikan dirinya dalam Pemilihan Gubernur Jawa Tengah 2008 nanti. Anjing! Bangsat betul itu orang! Setelah saya bekerja dengan tulus buat Semarang tercinta, ternyata ada tujuan tersembunyi dibalik itu semua. Jujur saja saya sangat kecewa. Bukan kenapa-kenapa. Politik emang kejam, tapi caranya jangan sekasar ini dong. Masa pake duit APBD buat kampanye terselubung. Sadist.

Saya jadi menghitung-hitung jerih payah saya, hal yang sebelumnya saya kesampingkan. Saya kerja sampai malam, ga ada uang lembur, bahkan hari sabtu-minggu harus masuk, bayaran ga seberapa, kena flu malah. Keterlaluan banget ni orang. I’m off. Saat ini saya meneruskan pekerjaan saya, hanya buat Bu Harini yang temennya ibu saya dan Mbak Lila yang banyak direpotkan sampai sempet tifus segala.

Saya ga menyesali kehadiran saya di sini. Saya ga akan menyesal untuk manusia murahan macam Pak Wali dan “staf khususnya” di ruang sebelah yang cuma bisa telpon pake duit negara. Mereka sampah, saya bukan. Kita beda, and it is enough for me.

baca juga foreword, part 1, part 2, part 3

Saya dan Semarang Pesona Asia (Part 3)

Hari-hari pertama kerja semua tampak lancar. Hettic sih, tapi saya pikir wajar karena pembukaan tinggal dalam hitungan hari. Ada beberapa konflik ga penting yang terjadi karena suasana tertekan dikejar deadline yang melanda semua orang. Saya ga ambil pusing buat yang itu. Justru saya beroleh banyak kemampuan baru selama hampir tiga minggu saya ada disini. Sekarang saya bisa:

  • Ngirim dan nerima fax
  • Nerima telepon a la resepsionis
  • Bikin label pake mail merge
  • Mahir excel
  • Ngrasain kerja bareng sama orang-orang yang lebih tua
  • Mudeng kode sandi radio kaya A=Alfa, B=Bravo, dst
  • Dapet duit, walo dikit

Ada dua manfaat yang menurut saya ga ternilai harganya. Yang pertama adalah kesempatan untuk blajar bahasa Inggris. Secara kita adalah tim undangan yang harus menghubungi tamu luar negeri, kita jadi terbiasa buat ngomong Inggris. Kebetulan disini ada dua Bahasa Inggris, klop, I think my English get improved significantly.

Yang kedua adalah kesempatan buat kerja bareng tim yang orangnya gokil semua. Mentang-mentang mereka dewasa semua, ngomongnya jorok mulu. Bukannya ga bisa nanggepin tapi sebagai junior saya ikut ketawa aja. Sumpah orang-orang disini bawaannya ketawa mulu jadinya pekerjaan bisa dibawa nyantai meski kita harus bermalam-malam.

Begitulah saya mengisi liburan saya. Produktif. Meski harus berdarah-darah ngerjain segala macam hal, saya punya pikiran positif bahwa tim kami ini adalah dapurnya Semarang Pesona Asia, which is salah satu kunci kesuksesannya kami yang pegang. Harapan saya acaranya sukses dan saya bisa bangga bahwa I was on it. Wow, mulia sekali

baca juga foreword, part 1, part 2

Saya dan Semarang Pesona Asia (Part 2)

Sebuah keberuntungan mengantarkan saya menggantikan salah seorang staff di sekretariat SPA. Wow, what a dream comes true. Thanx to Aunt Lia who open the access. Mulailah saya bekerja sejak Jumat seminggu yang lalu. Lets go!

Saya terangin dikit tentang kepanitiaan SPA ini. Event organizernya Pemkot. Mereka merekrut satu EO bodoh untuk mencari sponsor dan menghubungi bapak presiden (yang gagal dan memaksa kita menggeser seluruh acara); dan tim public relation yang dikepalai Miss Lila. Tim undangan ini punya job menghubungi semua tamu, dari dalam maupun luar negeri. Untuk itu Miss Lila diperkuat oleh sejumlah orang yang punya backgorund keahlian berbahasa asing. Saya bekerja bareng Miss Desi dan Miss Indri dari Sastra Inggris UNDIP, Mbak Widya dari UDINUS yang memonopoli mesin fax, Mister Rere dosen Bahasa Inggris IKIP PGRI, Mrs. Perinne guru Bahasa China, Mas Djunarto dan Mas Ajar guru Bahasa Jepang. Saya ada disini untuk... meramaikan suasana. Hehe.

baca juga foreword, part 1

3 Aug 2007

Saya dan Semarang Pesona Asia (Part 1)

Saya menjadi orang yang excited banget dengan acara ini. Dalam pikiran saya: Gaya benar Semarang, ibukota-propinsi yang ga tenar ini berani bikin acara mewah. Yang terpikir kemudian oleh saya adalah keinginan berpartisipasi, jadi volunteer atau apapun lah. Kapan lagi bisa memberi kontribusi yang riil buat kota yang telah membesarkan saya? Begitu pikir saya.

Iseng-iseng saya main ke sekretariat SPA di balaikota. Satu percakapan dengan Miss Lila membuat saya menyimpulkan bahwa mereka udah punya panitia fix yang siap kerja. Oh yo wis kalau gitu, saya menjadi penonton saja, paling ga udah pernah punya niat baik.

baca juga foreword

Saya dan Semarang Pesona Asia (Foreword)

Semarang Pesona Asia adalah even bisnis dan pariwisata berskala internasional yang digelar oleh Pemerintah Kota Semarang, kampung halaman saya. Acara besar-besaran ini baru pertama kalinya diadakan di Semarang. Melalui spanduk dan baligho yang dibentangkan hampir di setiap sudut kota, semua elemen mesyarakat berikrar siap menyukseskan pesta yang bakal digelar tanggal 9-14 Agustus ini, entah tulus atau hanya untuk mematuhi himbauan pemerintah. Gaungnya begitu terasa di seantero kota. Semarang berbenah, meski terasa janggal karena dalam persiapannya banyak pro-kontra terhadap acara ini. At least it is a step ahead.