Pertanyaan saya, yang dijadiin sampel kan ribuan Tempat Pemungutan Suara (TPS) tuh. Gimana caranya milih sampel yang tepat, atau kalau dalam bahasa statistik tadi, sampel yang dapat merepresentasikan populasi? Dosen saya menjawab “Nah itu seninya memilih sampling..” He??
Saya penasaran kenapa di ilmu statistik yang udah muncul ratusan taun, yang semakin kesini pastinya semakin advance, ada pertanyaan sederhana yang ga bisa dijawab? Dan fenomena “hal sederhana yang ga terjawab” ini ternyata berlaku di banyak kesempatan.
Misalnya nih ya, di sebuah organisasi yang basic ilmunya, ilmu kepemimpinan, udah dipelajari sejak manusia berkoloni di bumi, kadang terjadi situasi dimana anggota ga lagi nurut sama ketuanya. Lalu timbul pertanyaan sederhana, “Qo anggotanya ga nurut sih?”. Jawabannya pasti “Nah itu seninya jadi pemimpin!!”
HIpotesis saya, seni adalah kambing hitam, hehe. Maksudnya di berbagai disiplin ilmu atau hal apapun, ada prosedur yang harus diikuti sebagai cara buat mengaplikasikan teori ke dalam praktek. Tapi pada kondisi tertentu ada hal-hal yang ga bisa diterangin sama teori. Untuk hal-hal yang sifatnya di luar domain sebuah ilmu tadi, kita lalu seenaknya menyebutnya “seni”. Hoho, kasian sekali seni ini. Jadi alasan kalo kita udah mentok di satu masalah. Tapi gapapa, itu seninya jadi seni, haha..